PELAKSANAAN CONSERVATOIR BESLAG TERHADAP OBJEK SENGKETA WARIS PADA PENGADILAN AGAMA BERDASARKAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Putusan Nomor 1365/Pdt.G/2010/PA.Smg)


Dian Norialifana , 8111411288 (2015) PELAKSANAAN CONSERVATOIR BESLAG TERHADAP OBJEK SENGKETA WARIS PADA PENGADILAN AGAMA BERDASARKAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Putusan Nomor 1365/Pdt.G/2010/PA.Smg). Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of 8111411288-s.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (926kB) | Preview

Abstract

Conservatoir Beslag merupakan tindakan persiapan yang berupa pembekuan benda-benda yang berada dalam kekuasaan Tergugat sementara waktu untuk menjamin gugatan Penggugat tidak hampa. Tujuan dari pelaksanaan sita adalah agar Tergugat tidak memindahtangankan atau membebankan harta kekayaan kepada pihak ketiga, sehingga harta sengketa terjamin keutuhannya sampai putusan berkekuatan hukum tetap. Faktor tersebut yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sita yang dilakukan oleh Pengadilan Agama dengan tetap menjaga kemaslahatan sampai akhir. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan Conservatoir Beslag pada putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor 1365/Pdt.G/2010/PA.Smg? (2) Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap putusan Nomor 1365/Pdt.G/2010/PA.Smg? Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pendekatan yuridis sosiologis, serta menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sedangkan teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah adanya peletakan sita pada objek gugatan yang dilakukan Jurusita Pengadilan Agama Semarang. Kemudian penempatan objek sitaan oleh Tergugat dengan jangka waktu sampai adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap. Walaupun Pengadilan Agama Semarang tidak mengeluarkan surat ijin terkait ijin menempati objek sitaan bagi Tergugat. Kemudian terkait pelaksanaan sita dalam hukum Islam merupakan salah satu dari maslahah mursalah, yaitu maslahah al-hajjiyat, yang dibutuhkan untuk menyempurnakan dalam memelihara kebutuhan manusia berupa sebagian dari harta penggugat, karena sebagian harta yang disengketakan dikuasai Tergugat adalah hak dari Penggugat untuk kelangsungan hidupnya. Diperoleh simpulan yang pertama bahwa pelaksnaan sita oleh Pengadilan Agama sesuai aturan namun terkait penempatan objek sitaan, Pengadilan Agama tidak mengeluarkan surat ijin khusus. Kedua, sita jaminan merupakan maslahah al-hajjiyat, dengan tahapan-tahapan pelaksanaan sita yang tetap menjaga unsur kemaslahatannya. Saran dari penulis yakni hendaknya terkait penempatan, pemanfaatan, pemakaiaan, hasil yang diperoleh dari objek sitaan harus ditegaskan dalam putusan Pengadilan Agama sehingga dapat menjamin kepastian hukumnya.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Conservatoir Beslag, Pemanfaatan barang sitaan, Hukum Islam, Maslahat.
Subjects: K Law > K Law (General)
Fakultas: UNSPECIFIED
Depositing User: rizqi mulyantara unnes
Date Deposited: 13 Nov 2015 14:47
Last Modified: 13 Nov 2015 14:47
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/22156

Actions (login required)

View Item View Item