NYAI DADAH : SOSOK PEMIMPIN PEREMPUAN DI PESANTREN (STUDI LIFE HISTORY PEMIMPIN PESANTREN PUTRI HUFFADHUL QURAN AL ASROR DI KECAMATAN GUNUNGPATI, SEMARANG


Siti Chusniyah, 3401411190 (2015) NYAI DADAH : SOSOK PEMIMPIN PEREMPUAN DI PESANTREN (STUDI LIFE HISTORY PEMIMPIN PESANTREN PUTRI HUFFADHUL QURAN AL ASROR DI KECAMATAN GUNUNGPATI, SEMARANG. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of 3401411190-S.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Pesantren identik dengan seorang pemimpin yang dalam istilah di dunia pesantren disebut dengan pengasuh, yaitu seorang kiai dan nyai. Banyak kajian sebelumnya mengkaji tentang kepemimpinan kiai. Padahal, banyak sosok nyai yang memiliki peran sentral di pesantren. Kajian tentang nyai sangatlah sedikit. Penelitian ini bertujuan mengkaji kehidupan sosok nyai di Pesantren Putri Hufadhul Quran Al Asror(P.P. H.Q. Al Asror) untuk mengilustrasikan gender dan kepemimpinan dalam pesantren.Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tiga pertanyaan sebagai berikut :1) bagaimana profil Nyai Dadah, 2) bagaimana peran Nyai Dadah di pesantren, 3) bagaimana peran Nyai Dadah di lingkungan sosial masyarakat. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian etnografi life history. Lokasi penelitian di P.P. H.Q. Al Asror yang berada di jalan Kauman No.1 Patemon, Gunungpati, Semarang. Subjek penelitian adalah Nyai Dadah. Informan pendukung adalah kerabat dan santri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara etnografis dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis data meliputi, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwaNyai Dadah memiliki peran sentral di dalam dan di luar pesantren. Nyai Dadah adalah anak tertua dari tiga belas bersaudara dari pasangan Kiai Zubaidi dan Nyai Siti Markonah. Masa remajanya dihabiskan untuk belajar di pesantren, yaitu di Pesantren Betengan, Demak dan Pesantren Al Badriyah, Mranggen, Demak. Ketika Kiai Zubaidi meninggal, Nyai Dadah lah yang mengajar mengaji semua santri Pesantren Al Asror. Pengalamannya mondok bertahun-tahun tersebut membentuk karakter pemimpin dalam diri Nyai Dadah hingga akhirnya Nyai Dadah memiliki pesantren. Nyai Dadah berperan aktif menjadi pendidik di pesantren. Nyai Dadah juga berperan layaknya seorang ibu bagi para santrinya dan mencukupi semua kebutuhan santrinya. Meskipun peran sentral yang Bu Nyai jalankan di pesantren pada akhirnya juga kembali pada urusan domestik, Bu Nyai sebagai pemimpin di dalam pesantren menunjukkan bahwa peran gender adalah hasil dari konstruksi masyarakat yang dapat dinegosiasi. Perannya di lingkungan sosial masyarakat adalah dengan menjadi penasehat Fatayat NU ranting Patemon dan mengelola ngaji selapanan sejak sepuluh tahun yang lalu sampai saat ini. Saran penelitian: 1)Bu Nyai dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan masyarakat di lingkungannya untuk menjadi perempuan yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan berkontribusi di lingkungan sosial masyarakat.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Life History , Nyai, Pemimpin Perempuan, Pesantren.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
H Social Sciences > HM Sociology
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: suprianto mahasiswa unnes
Date Deposited: 11 Nov 2015 11:58
Last Modified: 11 Nov 2015 11:58
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/20992

Actions (login required)

View Item View Item