FUNGSI PELAKSANAAN IJTIMA’ SEBAGAI PEMBENTUK KERUKUNAN ANTAR WARGA DI DESA KUMESU KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG


Achmad Riyanto , 3401411119 (2015) FUNGSI PELAKSANAAN IJTIMA’ SEBAGAI PEMBENTUK KERUKUNAN ANTAR WARGA DI DESA KUMESU KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of 3401411119-S.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (902kB) | Preview

Abstract

Desa Kumesu berada di wilayah Kabupaten Batang. Desa Kumesu mayoritas penduduknya menganut agama Islam aliran NU. Kehidupan masyarakat Desa Kumesu sebelum dilaksanakannya Ijtima’ menunjukkan kondisi kehidupan sosial masyarakat yang kurang harmonis. Kondisi tersebut mendorong masyarakat tokoh-tokoh NU yang merupakan warga Desa Kumesu untuk membentuk kerukunan antar warga desa. Tokoh NU kemudian melaksanakan kegiatan Ijtima’ untuk membentuk kerukunan antar warga di Desa Kumesu. Ijtima’ dilaksanakan dilaksanakan di Desa Kumesu sejak tahun 1987 hingga saat ini, kemudian bagaimanakah fungsi pelaksanaan Ijtima’ bagi kehidupan masyarakat Desa Kumesu. Kegiatan Ijtima’ diikuti oleh hampir seluruh warga Desa Kumesu, sehingga dapat membentuk kerukunan di Desa Kumesu, kemudian bagaimanakah kegiatan Ijitma’ membentuk kerukunan antar warga di Desa Kumesu. Tujuan penelitian: (1) Mengetahui fungsi dari pelaksanaan Ijtima’ bagi kehidupan masyarakat Desa Kumesu. (2) Mengetahui pembentukan kerukunan antar warga melalui pelaksanaan Ijtima’ di Desa Kumesu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Kumesu Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Informan utama adalah tokoh-tokoh Ijtima’ dan anggota Ijtima’, sedangkan informan pendukung adalah warga Desa Kumesu yang tidak menjadi anggota Ijtima’. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dengan teknik triangulasi data. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teori Fungsionalisme Struktural dari Talcott Parsons. Hasil penelitian berupa, (1) tokoh pendiri/pelopor Ijtima’ melaksanakan kegiatan Ijtima’ di Desa Kumesu pertama kali dengan alasan sebagai media belajar agama Islam untuk latihan membaca Yasin dan Tahlil bagi masyarakat. Kondisi tersebut disesuaikan dengan masyarakat Desa Kumesu yang mayoritas beragama Islam aliran NU dan sering melakukan tahlilan, namun kemampuan masyarakat dalam membaca tahlil dirasa kurang. Ijtima’ menarik minat masyarakat dan berhasil diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Kumesu, sehingga memudahkan tokoh NU untuk membentuk kerukunan antar warga desa. (2) Terdapat beberapa permasalahan atau konflik dalam masyarakat yang menyebabkan terganggunya kerukunan antar warga di Desa Kumesu. Ijtima’ selalu berusaha untuk menyelesaikan segala bentuk permasalahan atau konflik yang muncul dalam masyarakat, sehingga kerukunan antar warga Desa Kumesu dapat terus terjaga dengan baik. Ijtima’ melakukan berbagai langkah untuk membentuk kerukunan antar warga di Desa Kumesu. Saran penelitian: (1) bagi tokoh Ijtima’: menyusun data anggota Ijtima’ untuk menunjang kestabilan fungsi dan tujuan. (2) bagi anggota Ijtima’: membuat suatu kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat Desa Kumesu, dengan tujuan untuk membangun komunikasi antar warga. (3) bagi Aparatur Pemerintah Desa: memanfaatkan forum Ijtima’ sebagai media komunikasi penyampaian informasi kepemerintahan kepada masyarakat dengan cara melakukan rapat rutin dengan para tokoh Ijtima’.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Desa Kumesu, Kurang Harmonis, Ijtima’, Kerukunan antar Warga.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
H Social Sciences > HM Sociology
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: suprianto mahasiswa unnes
Date Deposited: 11 Nov 2015 01:27
Last Modified: 11 Nov 2015 01:27
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/20942

Actions (login required)

View Item View Item