IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN SEMARANG
Agus Sriyono, 3250407028 (2012) IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN SEMARANG)
- Published Version
Download (4MB) | Preview |
Abstract
Kejadian longsor sering terjadi di Kecamatan Banyubiru. Sepanjang tahun 2003 hingga 2010 sedikitnya terjadi 16 kejadian longsor yang menyebabkan kerugian material. Karakteristik kondisi fisik alami yang berupa perbukitan dengan lereng-lereng yang curam dan curah hujan yang tinggi merupakan salah satu faktor utama potensial terjadinya longsor. Pola perilaku masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan juga turut andil dalam terjadinya longsor seperti pada perilaku pemilihan tempat tinggal dan penanaman tanaman. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1) Pembuatan peta potensi bencana rawan longsor Kecamatan Banyubiru, 2) Mengetahui sebaran potensi rawan bencana longsor di Kecamatan Banyubiru. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Data dalam penelitian ini meliputi ikllim, topografi, geologi, vegetasi, tanah, hidrologi, pengelolaan lahan, penduduk dan usaha mitigasi. Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah curah hujan, kemiringan lereng, batuan penyusun lereng, keadaan tanah, jenis vegetasi, tata air lereng, pola tanam, penggalian dan pemotongan lereng, pencetakan kolam, drainase lereng, pembangunan konstruksi, kepadatan penduduk dan usaha mitigasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengamatan dan pengukuran langsung lapangan, studi dokumentasi, dan intrepretasi citra satelit. Metode analisis data adalah dengan metode pengharkatan sesuai dengan parameter PMPU No.22/PRT/M/2007, metode overlay dengan SIG, dan analisi diskripsi. Kecamatan Banyubiru terbagi atas 3 Zona berpotensi longsor yaitu Zona A dengan luas 30,78 Ha atau 0,6% dari total luas kecamatan, Zona B dengan luas 590,198 Ha atau 11% dari total luas kecamatan, dan Zona C dengan luas 4.753,196 Ha atau 88,4% dari total luas kecamatan. Berdasarkan hasil skoring, tingkat rawan bencana longsor pada Zona A adalah Sedang. Zona kerawanan longsor B terbagi atas tingkat rawan bencana longsor Sedang dengan luas 144,59 Ha atau 33,3% dan tingkat rawan bencana longsor rendah dengan luas 394,09 Ha atau 66,7%. Zona kerawanan longsor C terbagi atas tingkat rawan bencana longsor Sedang dengan luas 2.851,36 Ha atau 59,9% dan tingkat rawan bencana longsor rendah dengan luas 1.922,56 Ha atau 40,1%. Sebaran tingkat kerawanan longsor Sedang pada Zona A meliputi Desa Wirogomo, Desa Sepakung, Desa ix Gedong dan Desa Kemambang. Sebaran tingkat kerawanan longsor Sedang dan Rendah Zona B meliputi Desa Banyubiru, Desa Wirogomo, Desa Tegaron, Desa Sepakung, Desa Kebumen dan Desa Gedong. Sedangkan tingkat kerawanan rendah Zona C meliputi Seluruh desa di Kecamatan Banyubiru. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Kecamatan Banyubiru memiliki tingkat kerawnan longsor pada Zona A adalah Sedang, Zona B adalah Sedang dan Rendah, dan Zona C adalah Sedang dan Rendah. Saran yang dukemukakan adalah pengelolaan lahan yang tepat sangat diperlukan guna mengantisipasi terjadinya longsor. penanaman tanaman keras pada lahann-lahan yang masih gundul terutama pada lereng dengan kemiringan lebih dari 20%, pembuatan sistem drainase lereng dan perlunya satu lembaga atau organisasi kusus yang mengurusi tentang longsor.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kawasan bencana, longsor |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1 |
Depositing User: | Users 7 not found. |
Date Deposited: | 16 Apr 2014 17:57 |
Last Modified: | 16 Apr 2014 17:57 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/19959 |
Actions (login required)
View Item |