WUJUD KESANTUNAN DIREKTIF DALAM INTERAKSI ANTARSANTRI PONPES AL ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG
A. Nurhadi Mustaqim , 2150405047 (2009) WUJUD KESANTUNAN DIREKTIF DALAM INTERAKSI ANTARSANTRI PONPES AL ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF (WUJUD KESANTUNAN DIREKTIF DALAM INTERAKSI ANTARSANTRI PONPES AL ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG)
- Published Version
Download (994kB) |
Abstract
Wujud dan strategi kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri menerapkan prinsip kesantunan sebagai refleksi dari tindak kesantunan berbahasa. Cara bertutur ini dilakukan oleh seorang santri atau sekelompok santri dalam menyikapi aturan atau norma yang ada di Pondok Pesantren. Hal ini dilakukan demi terjaganya etika, keramahan hubungan, dan keseimbangan sosial di lingkungan Pondok Pesantren. Wujud kesantunan direktif dalam interaksi santri terhadap para ustadz (guru) dapat pula dilihat sebagai suatu rangkaian proses teknik, yaitu sebagai rangkaian komunikasi antarmanusia yang saling mempengaruhi. Rangkaian kegiatan komunikasi itu diarahkan untuk mencapai satu tujuan yang biasa disebut tujuan intruksional. Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian meliputi (1) wujud pemakaian kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri Pondok Pesantren Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, (2) strategi kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri Pondok Pesantren Al Asror Patemon Gunungpati Semarang dilihat dari tingkat ilmu dan status kelembagaan. Tujuan dari penelitian yaitu (1) mendeskripsi wujud pemakaian kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri Pondok Pesantren Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, (2) mendeskripsi strategi kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri Pondok Pesantren Al Asror Patemon Gunungpati Semarang Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tindak tutur, aspek-aspek situasi tutur, wujud direktif, dan strategi kesantunan berbahasa. Rujukan yang dipakai dalam penelitian ini meliputi literatur hasil penelitian yang relevan, buku-buku yang relevan dengan topik penelitian, serta rujukan dari artikel lepas dan internet. Metode penelitian yang dipakai dalam pendekatan penelitian yaitu pendekatan pragmatik dan pendekatan metodologis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif, data dalam penelitian ini yaitu data yang berupa tuturan kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri Ponpes Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, sumber data dalam penelitian ini yaitu tuturan interaksi antarsantri Ponpes Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode simak dan metode cakap, metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode heuristik. Hasil penelitian ini meliputi (1) wujud pemakaian kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri Pondok Pesantren Al Asror Patemon Gunungpati iii Semarang dibagi menjadi wujud direktif dan kesantunan direktif. Wujud direktif pragmatik (tuturan bermakna pragmatik direktif desakan, bujukan, himbauan, persilaan, larangan, perintah, permintaan, dan “ngelulu”), kesantunan direktif meliputi kesantunan linguistik (faktor panjang pendek tuturan, faktor urutan tutur, faktor intonasi tuturan dan isyarat-isyarat kinesik, dan faktor ungkapan-ungkapan penanda kesantunan yang meliputi penanda kesantunan tulung, ayo, coba, mbok/mbokya, dan ndang), kesantunan pragmatik melipiti kesantunan pragmatik direktif dalam tuturan deklaratif dan kesantunan pragmatik direktif dalam tuturan interogatif. (2) dilihat dari tingkat ilmu dan status kelembagaan strategi kesantunan direktif Ponpes Al Asror meliputi, Strategi 1 kurang santun, strategi ini ditandai dengan: tuturan yang pendek, urutan tutur diawali dengan tuturan direktif, intonasi tinggi, tidak menggunakan ungkapan penanda kesantunan, dan penggunaan tuturan langsung yang diwujudkan dalam bentuk tuturan direktif. Strategi 2 agak santun, strategi ini ditandai dengan: tuturan yang lebih panjang, penggunaan bentuk persona kedua, intonasi sedang, penggunaan ungkapan penanda kesantunan, dan penggunaan tuturan langsung yang diwujudkan dalam bentuk tuturan direktif. Strategi 3 lebih santun, strategi ini ditandai dengan: tuturan panjang, penggunaan bentuk persona kedua, intonasi sedang, penggunaan ungkapan penanda kesantunan, dan penggunaan tuturan langsung yang diwujudkan dalam bentuk tuturan direktif. Strategi 4 paling santun, strategi ini ditandai dengan: tuturan yang pendek, intonasi rendah, penggunaan ungkapan penanda kesantunan, dan penggunaan tuturan tidak langsung. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang wujud kesantunan direktif dalam interaksi antarsantri di lingkungan Pondok Pesantren. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian selanjutnya, diantaranya kesantunan berbahasa antarsantri dilihat dari daerah asal santri, mengingat santri Pondok Pesantren Al Asror tidak hanya berasal dari daerah Semarang. Selain itu bisa dilakukan penelitian mengenai interaksi yang asimetris antara kiai dan santri., untuk penelitian lebih luas perlu dilakukan studi komparasi kesantunan berbahasa antara pondok pesantren modern dengan pondok pesantren tradisional, mengingat penulis melihat ada perbedaan yang signifikan cara berinteraksi santri di pondok pesantren modern dan tradisional.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | wujud kesantuan, direktif, interaksi antarsantri |
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia (S1) |
Depositing User: | Users 7 not found. |
Date Deposited: | 27 Apr 2011 08:41 |
Last Modified: | 25 Apr 2015 04:35 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/1881 |
Actions (login required)
View Item |