POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA PEMILIK WARTEG DI KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL


Yuni Zaharani, 3401409063 (2013) POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA PEMILIK WARTEG DI KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA PEMILIK WARTEG DI KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL]
Preview
PDF (POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA PEMILIK WARTEG DI KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL)
Download (2MB) | Preview

Abstract

Mayarakat Kecamatan Margadana mendominasi usaha warteg di dalam maupun di luar Kota Tegal. Warteg umumnya diusahakan oleh kelompok keluarga (family) yang bergantian mengelola. Sistem kerja di warteg dikenal dengan istilah aplusan, yakni dengan menggunakan sistem shift atau bergilir. Sistem shift tersebut mengharuskan pemilik warteg yang umumnya adalah pasangan suami istri merantau keluar kota meninggalkan anaknya di Tegal untuk dititipkan dengan agen sosialisasi pengganti yang masih kerabat dengan pemilik warteg, lalu bagaimana dengan pola pengasuhan yang dilakukan pada anak-anak pemilik warteg yang keberadaannya jauh dari orangtua ini. Peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang keberadaan anak-anak pemilik warteg yang jauh dari orangtuanya ini. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pola pengasuhan yang dilakukan pada anak-anak pemilik warteg, (2) Mengetahui siapa saja yang berperan dalam proses pengasuhan anak-anak pemilik warteg, (3) Mengetahui dampak yang muncul dari pola pengasuhan yang dilakukan pada anak-anak pekerja warteg. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Margadana Kota Tegal Penulis memilih lokasi ini karena usaha warteg di dalam maupun luar Kota Tegal didominasi oleh masyarakat Kecamatan Margadana, sehingga banyak dijumpai keluarga pemilik warteg di Kecamatan Margadana. Subjek penelitian adalah keluarga pemilik warteg yang meliputi orangtua yang berprofesi sebagai pemilik warteg (ayah dan atau ibu), agen sosialisasi pengganti anak pemilik warteg (nenek, kakek, paman, kakak) yang membantu mengasuh anak pemilik warteg. Informan pendukung adalah staf kantor Kecamatan Margadana, perangkat desa, Kepala Sekolah, serta guru. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pola pengasuhan yang diterapkan keluarga pemilik warteg di Kecamatan Margadana Kota Tegal antara keluarga satu dengan keluarga lainnya berbeda-beda, namun pola asuh yang dominan adalah pola asuh campuran antara permisif dan demokratis. Pola asuh permisif dimana orangtua memberikan kebebasan dan cenderung memanjakan anak diterapkan pada anak usia 0-5 tahun dan usia 6-12 tahun. Pola asuh permisif diterapkan pada anak usia 0-5 tahun dengan hampir selalu menuruti keinginan anak agar tidak rewel dan tidak menangis. Pola asuh permisif diterapkan pada anak usia 6-12 tahun karena jarak orangtua yang jauh dengan anak sehingga anak lebih bebas dan jauh dari pantauan orangtua. Pada saat tertentu orangtua juga menerapkan pola asuh demokratis, dimana orangtua dan anak saling memberi dan menerima saran, orangtua luwes dan fleksibel dalam mengasuh anak. (2) Orang-orang yang berperan dalam mengasuh anak pemilik warteg adalah orangtua dan agen sosialisasi pengganti yang merupakan kerabat anak sendiri, yakni nenek, kakek, kakak, paman, atau kerabat lainnya. Pada beberapa keluarga, agen sosialisasi pengganti juga merupakan pekerja warteg yang bergiliran menjaga warteg dengan orangtuanya sendiri, (3) Dampak yang muncul dari pola pengasuhan yang dilakukan pada anak pekerja warteg adalah dampak terhadap pemahaman nilai dimana anak pekerja warteg kurang disiplin, manja ketika orangtuanya pulang namun sopan; dampak terhadap sikap dimana anak pekerja warteg cenderung acuh tak acuh dalam menyikapi sesuatu; dampak terhadap perilaku dimana anak pekerja warteg cenderung nakal dan malas; serta dampak terhadap prestasi di sekolah dimana motivasi belajar anak rendah sehingga prestasi di sekolah tidak maksimal. Kesimpulan menunjukkan bahwa pola pengasuhan anak pada keluarga pekerja warteg mengarah pada pola asuh campuran antara permisif dan demokratis. Orang-orang yang melangsungkan proses pengasuhan adalah orangtua dan agen sosialisasi pengganti yang masih anggota extended family (keluarga luas) dari pemilik warteg. Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dan agen sosialisasi pengganti tersebut memberikan dampak terhadap pemahaman nilai, sikap, perilaku, dan prestasi sekolah. Saran yang dapat penulis rekomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi orangtuanya yang berprofesi sebagai pekerja warteg sebaiknya menjaga dan menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan anak. Komunikasi dengan agen sosialisasi pengganti pun perlu ditingkatkan agar terjalin kerja sama yang baik dalam mengasuh anak pekerja warteg, (2) Para orangtua yang berprofesi sebagai pekerja warteg perlu memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan serta penanaman nilai dan moral sehingga tidak merugikan masa depan anak, (3) Bagi kerabat dekat nenek, kakek, paklik, kakak dan kerabat lain) yang menggantikan orangtua mengasuh anak hendaknya mendidik dengan disiplin, memberikan perhatian, bimbingan, arahan dan tidak mengesampingkan anak. Dengan demikian anak akan terperhatikan, tidak merasakan kurang kasih sayang, serta dapat bersikap dan berperilaku baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Pola Pengasuhan Anak, Keluarga, Pemilik Warteg
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 04 Nov 2013 08:55
Last Modified: 04 Nov 2013 08:55
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/18577

Actions (login required)

View Item View Item