KEBERADAAN PAGUYUBAN NGESTI TUNGGAL (PANGESTU) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Pangestu Cabang Semarang III)


Ivan Noorwahid, 3501408044 (2013) KEBERADAAN PAGUYUBAN NGESTI TUNGGAL (PANGESTU) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Pangestu Cabang Semarang III). Under Graduates thesis, Univarsitas Negeri Semarang.

[thumbnail of KEBERADAAN PAGUYUBAN NGESTI TUNGGAL (PANGESTU) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Pangestu Cabang Semarang III)]
Preview
PDF (KEBERADAAN PAGUYUBAN NGESTI TUNGGAL (PANGESTU) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Pangestu Cabang Semarang III))
Download (532kB) | Preview

Abstract

Pangestu merupakan singkatan dari Paguyuban Ngesti Tunggal yang berarti perkumpulan yang dijiwai oleh rasa persatuan dan kesatuan dalam suasana kekeluargaan yang rukun dan akrab dari orang-orang yang berupaya dengan sungguh-sungguh secara lahir dan batin dengan penuh keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk bersatu baik dengan lingkungan masyarakat dan seluruh umat manusia dalam kehidupan di dunia maupun untuk bersatu kembali kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keberadaan Paguyuban Ngesti Tunggal (PANGESTU) di Kota Semarang?, (2) Bagaimanakah kegiatan yang ada di dalam Paguyuban Ngesti Tunggal di Kota Semarang?. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan, kegiatan yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian berada di Pangestu Cabang Semarang III. Subjek penelitian adalah Warga Pangestu cabang Semarang III. Pengumpulan data memakai observasi, wawancara, dokumentasi. Validitas data memakai teknik triangulasi. Analisis data memakai tafsir kebudayaan milik Geertz yaitu: (1) Peneliti melakukan pembacaan terhadap proses penciptaan makna yang dilakukan oleh orang yang diteliti, (2) Peneliti menuliskan atau mendeskripsikan secara padat tentang makna tindakan manusia yang diteliti, (3) Peneliti mencatat, menulis, dan membentuk makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keberadaan Paguyuban Ngesti Tunggal di Kota Semarang masih ada. Kegiatan yang dilakukan oleh warga Pangestu mengacu pada Ajaran Sang Guru Sejati dengan mengadakan olah rasa atau “bowo raos” yang dilaksanakan setiap bulan pada minggu pertama di gedung dana warih. Simpulan bahwa Paguyuban Ngesti Tunggal bukan merupakan agama atau aliran kepercayaan akan tetapi lebih kepada pemaknaan arti Tuhan dan pelengkap atau penjelas dari ajaran-ajaran agama yang di dalam agama tidak dijelaskan secara rinci. Pangestu juga merupakan organisasi yang lebih menitik beratkan pada pengolahan jiwa atau batin para warganya. Paguyuban Ngesti Tunggal juga secara terbuka dalam memperkenalkan organisasi ini kepada masyarakat di Kota Semarang mengenai ajaran Sang Guru Sejati, dengan mengadakan olah rasa umum yang dihadiri oleh warga masyarakat diluar warga Pangestu. Pangestu bukan merupakan agama baru, hal tersebut terlihat dalam kegiatan atau aktivitas yang ada dalam Paguyuban Ngesti Tunggal banyak dihadiri oleh orang-orang yang masih menunjukan eksistensinya dalam ajaran agama yang diyakini dan dipercayai oleh warga Paguyuban Ngesti Tunggal. Saran disampaikan penulis kepada warga Pangestu untuk melestarikan Ajaran Sang Guru Sejati, agar tidak hilang seiring perkembangan jaman yang lebih modern. Amat sangat disayangkan apabila Ajaran Sang Guru Sejati tidak diketahui oleh generasi selanjutnya karena akan sangat berguna bagi perkembangan mental anak-anak bangsa.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Keberadaan, Kegiatan Olah Rasa, Paguyuban Ngesti Tunggal
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
H Social Sciences > HM Sociology
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: Users 22789 not found.
Date Deposited: 22 May 2014 10:43
Last Modified: 22 May 2014 10:43
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/17976

Actions (login required)

View Item View Item