STRUKTUR SIMBOLIK TARI TOPENG PATIH PADA PERTUNJUKAN DRAMATARI WAYANG TOPENG MALANG DI DUSUN KEDUNGMONGGO DESA KARANGPANDAN KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG


Soerjo Wido Minarto, 2001505005 (2008) STRUKTUR SIMBOLIK TARI TOPENG PATIH PADA PERTUNJUKAN DRAMATARI WAYANG TOPENG MALANG DI DUSUN KEDUNGMONGGO DESA KARANGPANDAN KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG. Masters thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of STRUKTUR SIMBOLIK TARI TOPENG PATIH PADA PERTUNJUKAN DRAMATARI WAYANG TOPENG MALANG DI DUSUN KEDUNGMONGGO DESA KARANGPANDAN KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG]
Preview
PDF (STRUKTUR SIMBOLIK TARI TOPENG PATIH PADA PERTUNJUKAN DRAMATARI WAYANG TOPENG MALANG DI DUSUN KEDUNGMONGGO DESA KARANGPANDAN KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG) - Published Version
Download (3MB) | Preview

Abstract

Terbentuknya geografi budaya suatu daearah dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya melalui proses diffusion, yaitu persebaran budaya dari berbagai daerah yang dibawa oleh perpindahan masyarakat pendukungnya, sehingga menghasilkan percampuran budaya lama dan baru (assimilation). Demikian pula geografi budaya Malang terbentuk dari percampuran berbagai budaya, yakni: budaya kulonan, yang menumbuhkembangkan kesenian yang bercorak dan berkiblat ke Surakarta dan Yogyakarta, budaya Tengger, diwarnai oleh budaya “pasca Majapahit”, budaya Madura-Jawa, yang lazim disebut pandalungan bercirikan kesenian bernafas Islam, dan Malang deles/cekek, artinya budaya asli Malang: Dramatari Wayang Topeng Malang, mencerminkan pola hidup masyarakat Malang, yang diyakini memiliki kaitan histories pertumbuhan kebudayaan tertua di Malang, yaitu kerajaan yang tumbuh sekitar abad VII bernama Kanjuruhan, yang bersitus di lembah sungai Brantas, di daerah Dinoyo - Malang. Bekas kerajaan Kanjuruhan diantaranya berupa candi yang bernama Badut dan prasasti Dinoyo. Penelitian ini memfokuskan pada kajian konsep struktur simbolik tari topeng patih pada pertunjukan dramatari wayang topeng Malang kaitannya dengan pemahaman sosial masyarakat pendukungnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan ungkapan-ungkapan konsep estetik melalui struktur teknik artistik Tari Topeng Patih yang terkandung di dalam kesatuan pertunjukan Wayang Topeng Malang dan (2) mendeskripsikan pemahaman pendukung Wayang Topeng Malang terhadap ungkapan-ungkapan estetis simbolik Tari Topeng Patih dalam kesatuan pertunjukan Wayang Topeng Malang. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif, karena mementingkan makna dan konteks, desain penelitian yang luwes, pengumpulan dan analisis data berlangsung secara simultan. Penelitian ini berlokasi di dusun Kedungmonggo desa Karangpandan kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, dengan pertimbangan pertama ketertarikan peneliti terhadap obyek kajian, kedua, jangkauan teoritik yang mampu dibangun, ketiga, kedekatan lokasi dan hubungan yang harmonis informan dengan peneliti dan keempat kecukupan waktu dan dana. Subyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini, adalah para pemangku tradisi yang memiliki kredibilitas di dalam “jagad” Wayang Topeng Malang. Sumber data berupa kata, tindakan dan wujud visual. Strategi pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi, wawancara mendalam dan teknik dokumentasi berupa studi pustaka, telaah dokumen/arsip. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan berpedoman 4 kriteria yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Dalam menganailsa data digunakan pendekatan struturalisme dengan memfokuskan pada konsep struktur simbolik tari Topeng Patih dalam kesatuan Wayang Topeng Malang. Teori yang digunakan menitikberatkan pada percampuran antara teori struktur gerak tari dari Kaepler yang didukung oleh teori strata bahasa dari Rene Wellek dengan teori struktural Levi Strauss. Landasan analisis yang digunakan adalah hermeneutik, digunakan untuk mendukung memecahkan dan memahami fenomena sosial dan budaya. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua tari pembukaan pada pertunjukan teater tradisional memiliki hubungan erat dengan struktur pertunjukan berkaitan dengan ruang, waktu dan isi. Struktur koreografi Tari Topeng Patih terdiri dari tujuh unsur, yaitu unsur penokohan, unsur ritual, unsur komunikasi, unsur gerak tari, unsur tata rias dan busana, unsur musik pengiring dan unsur panggung pertunjukan yang kesemuanya mengarahkan pada perilaku budi luhur. Saran-saran, (1) penelitian ini menekankan pada penggalian makna simbol struktur estetik pada sebuah tari dalam sebuah kelompok di satu daerah. Oleh karena itu hasil penelitian ini tidak berusaha menggeneralisasi temuan-temuan pada tari lain lebih-lebih pada Wayang Topeng di daerah lain, maka disarankan penelitian sejenis dilakukan pada tari lain maupun daerah lain, mengingat masih amat banyak seni pertunjukan khususnya Wayang Topeng Malang lebih khusus karakteristik penokohan, gerak tari dan fungsi yang masih belum tersentuh. (2) Temuan penelitian ini mengungkapkan keluhuran nilai-nilai moral, filsafat dan budaya bangsa Indonesia yang terkandung di dalam tari Topeng Patih, disarankan kepada yang berkepentingan dengan pertunjukan Wayang Topeng, agar tidak terjerumus dengan bentuk visualnya saja terlebih dengan bentuk modivikasi dari berbagai sudut yang mengatasnamakan modernisasi demi memenuhi kebutuhan ekonomi semata, akan tetapi jauh tercerabut dari akar tradisinya. Hal yang semacam ini disamping mendangkalkan bahkan (mungkin) menghilangkan makna dan nilai tradisi yang luhur, juga menjerumuskan generasi muda mengenai bentuk dan nilai tradisi setempat.. Pertunjukan seni tradisional yang masih “murni” semacam dramatari Wayang Topeng Malang ini menjadi perhatian besar bahkan diburu oleh turis, budayawan, antropolog mancanegara sebagai aset wisata dan ilmu pengetahuan. Untuk itu, melalui hasil temuan penelitian ini, direkomendasikan kepada para seniman budayawan di Malang raya khususnya pemerintah daerah kabupaten dan kota Malang serta kota Batu, perlu melestarikan keberadaannya sebagai lokal jenius dan pengembangan cagar budaya daerah. Dengan demikian penelitian ini perlu ditindak lanjuti dengan penelitian tari lain pada Wayang Topeng yang sama dan atau Wayang Topeng daerah Malang

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Struktur Simbolik, Tari, Topeng Patih, Wayang Topeng
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GR Folklore
N Fine Arts > NX Arts in general
Fakultas: Pasca Sarjana > Pendidikan Seni, S2
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 13 May 2013 04:03
Last Modified: 21 May 2013 01:12
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/16743

Actions (login required)

View Item View Item