Menak Gandrung Yasadipura I dalam Kajian Semiotik.


Retno Cahyaningtyas, 2102407003 (2011) Menak Gandrung Yasadipura I dalam Kajian Semiotik. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Menak Gandrung Yasadipura I dalam Kajian Semiotik.] PDF (Menak Gandrung Yasadipura I dalam Kajian Semiotik.) - Submitted Version
Download (508kB)

Abstract

Menak Gandrung merupakan salah satu karya sastra berbahasa Jawa berwujud tembang macapat dari R. Ng. Yasadipura I. Karya sastra ini merupakan sebuah teks sastra yang menceritakan tentang tokoh-tokoh pemuka agama Islam dalam berperang melawan orang-orang kafir. Tokoh utamanya adalah Wong Agung Kesuma Jagad yang memerangi orang-orang kafir. Wong Agung Kesuma Jagad juga bersikap aneh karena meninggalnya putra-putra beserta istri-istrinya. Selain itu Menak Gandrung juga berwujud tembang macapat sehingga mempunyai struktur cerita yang menarik dibanding dengan karya sastra lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur teks Menak Gandrung dalam kajian berdasarkan aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek verbal? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap struktur teks Menak Gandrung dengan menggunakan teori strukturalisme semiotik model Todorov. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif yakni menitik beratkan pada karya sastra atau teks sastra sebagai sebuah struktur.. Data penelitian ini adalah hubungan antara seluruh unsur yang membangun cerita yang terdapat dalam teks Menak Gandrung karya R. Ng. Yasadipura I, sedangkan sumber data penelitian adalah teks Menak Gandrung Yasadipura I yang terdiri dari 25 pupuh, gubahan R. Ng. Yasadipura I diterbitkan oleh Proyek Pendidikan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. Hasil penelitian ini adalah sruktur teks yang dicari melalui aspek sintaksis, aspek semantik dan aspek verbal. Aspek sintaksis ditemukan peristiwa terbunuhnya putra dari istri ke enam Wong Agung Kesuma Jagad, Maryunani yang dibunuh Dewi Kalajohar. Kematian Maryunani menyebabkan ibunya, Dewi Sekar Kedaton sangat kaget sehingga ia meninggal pula. Setelah kejadian itu Wong Agung Kesuma Jagad kembali kehilangan putra serta istri pertamanya. Prabu Kobat Sarehas, putranya dibunuh oleh Bandarjani suruhan dari orang kafir. Retna Ayu Muninggar, istri Wong Agung Kesuma Jagad membela mati kematian putranya tersebut dengan berperang melawan otak pelaku pembunuhan Kobat Sarehas. Semua kejadian tersebut menyebabkan Wong Agung Kesuma Jagad menjadi sakit gandrung, ia selalu berhalusinasi seolah-olah selalu melakukan sesuatu yang biasa dilakukan bersama putra beserta istri-istrinya. Pada aspek semantik ditemukan makna peristiwa dari cerita Menak Gandrung. Dewi Retna viii Muninggar yang membela mati putranya, Kobat Sarehas dengan berperang melawan orang yang menjadi otak pelaku pembunuhan. Kejadian itu mewakili semua peristiwa pada Menak Gandrung yang intinya mempunyai makna bahwa seseorang akan rela melakukan apapun demi membela orang yang disayangi. Adapun aspek verbal pada Menak Gandrung terdapat diksi berbahasa Jawa tengahan berwujud tembang macapat. Sebagian besar majas yang dipergunakan didominasi oleh majas Hiperbola. Hal itu karena pengarang ingin memperindah kata, kalimat dengan ciri majas hiperbola yang memang selalu dilebih-lebihkan. Selain itu terdapat modus gaya tidak langsung pada Menak Gandrung, gaya tidak langsung dipergunakan karena cerita yang bersifat naratif. Serta kala yang menunjukkan penyingkatan peristiwa dalam cerita sehingga akan tercapai apa yang diinginkan oleh pengarang. Sudut pandang yang dipergunakan pengarang dalam menyampaikan cerita adalah sudut pandang persona ketiga “Dia” karena cerita yang bersifat naratif, sehingga pengarang tidak terlibat sebagai pelaku peristiwa tetapi hanya mendeskripsikannya. Berdasarkan temuan tersebut, saran yang diberikan yaitu Menak Gandrung dapat menjadi alternatif pembelajaran sastra bagi semua kalangan sebagai pedoman kehidupan. Selain itu diharapkan pula penelitian ini bisa menjadi acuan penelitian selanjutnya terkait ilmu sastra, khususnya Menak baik menggunakan teori tata sastra Todorov maupun teori yang lainnya.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Strukturalisme, Semiotik, Menak Gandrung
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1)
Depositing User: eko handoyo perpustakaan
Date Deposited: 19 Apr 2011 07:32
Last Modified: 25 Apr 2015 04:30
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/1655

Actions (login required)

View Item View Item