Pandangan Hidup Masyarakat pengikut Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah Tentang Tahlilan (Studi KasusMasyarakat Dusun Pringanamba Desa Sridadi Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes)
Ibnu Rofik , 3501408077 (2012) Pandangan Hidup Masyarakat pengikut Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah Tentang Tahlilan (Studi KasusMasyarakat Dusun Pringanamba Desa Sridadi Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Microsoft Word (Pandangan Hidup Masyarakat pengikut Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah Tentang Tahlilan (Studi KasusMasyarakat Dusun Pringanamba Desa Sridadi Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes))
- Published Version
Download (35kB) |
Abstract
Tahlilan di Dusun Pringanamba menjadi bagian dari aktifitas kegamaan masyarakat di Dusun Pringamba, tetapi dalam kenyataanya masyarakat Dusun Pringanamba menerima Ormas Keagamaan dengan membawa ideologinya masing-masing diantaranya adalah NU, Muhammadiyah, dan LDII.Meskipun tahlilan merupakan sebuah tradisi masyarakat Jawa, tetapi tampaknya tahlilan dipelakukan secara berbeda antara NU dan Muhammadiyah karena cara pandang NU dan Muhammadiyah yang berbeda, sebagai masyarakat Jawa, perbedaan tersebut menimbulkan konflik tertutup. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pandangan hidup masyarakat pengikut NU dan Muhammadiyah tentang tahlilan di Dusun Pringanamba (2) Bagimana NU dan Muhammadiyah melakukan tahlilan (3) Bagaimana Implikasi Sosial Pandangan Hidup NU dan Muhammadiyah terhadap relasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pandangan masyarakat NU dan Muhammadiyah tenatang tahlilan. (2) Mengetahui NU dan Muhammadiyah melakukan tahlilan (3) Mengetahui implikasi sosial pandangan hidup Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap tahlilan dalam relasi sosial masyarakat Dusun Pringanmaba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Dramaturgi dan Tafsir kebudayaan. Fokus penelitian ini adalah (1) Pandangan Hidup NU dan Muhammadiyah tentang tahlilan, (2) NU dan Muhammadiyah melakukan tahlilan(3)Implikasi sosial padangan hidup NU dan Muhammadiyah tentang tahlilan dalam relasi sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah Masyarakat pengikut NU dan Masyarakat pengikut Muhammadiyah, serta informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Sridadi, Perangkat Desa Sridadi ,Tokoh NU di Dusun Pringanamba, dan Tokoh Muhammadiyah di Dusun Pringanamba. Data primer penelitian ini adalah data yang langsung dari pengamatan dan wawancara langsung dengan subyek dan informan di lapangan.Data sekunder diperolah dari sumber pusataka tertulis dan foto. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat dan teknik pengumpulan data juga keabsahan data dipergunakan dalam penelitian ini. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis data kualitatif dengan teknis Triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) tahlilan sangat penting bagi warga NU di Dusun Pringanamba karena dapat menguhubungkan keluarga di dunia dengan anggota keluarga yang di akhirat, karena tahlilan bertujuan doa-doa yang dibacakan sampai kepada arwah yang dimaksud, tetapi bagi warga Muhammadiyah di Dusun Pringanamba tahlilan dianggap hanya tradisi saja, warga Muhammadiyah mempunyai penfasiran tahlilan sendiri yaitu bukan suatu rangkaian kegiatan seperti yang dilakukan warga NU tetapi sebuah dzikir karena tahilan berasal dari kalimat tahlil. (2) pelaksanaanTahlilan di Dusun Pringanamba dilaksanakan rutin setiap senin sore dan kamis malam dan apabila ada kematian, sedangkan bagi warga Muhammadiyah tidak melaksanakan tahlilan tetapi melaksanakan pengajian bagi keluarga yang ditinggalkan sampai siap melepaskanya. (3) Implikasi sosial dalam penelitian ini adalah Implikasi Sosial dari tahlilan terhadap relasi sosial adalah membentuk rasa solidaritas bagi warga NU yang melaksanakan tahlilan, terbentuknya komunitas tersendiri bagi warga NU yaitu jamaah tahlilan Nurul Iman, sedangkan bagi warga Muhammadiyah tahlilan membagi warga Muhammadiyah menjadi dua yaitu warga Muhammadiyah yang mau melaksanakan tahlilan meskipun hanya diundang dan warga Muhammadiyah yang tidak melaksanakan tahlilan. Saran dari penelitian ini adalah: (1) Bagi warga Dusun Pringanamba sebaiknya tahlilan tidak menjadi masalah karena perbedaan pandangan hidup antara warga NU dan Muhammadiyah yang ada di Dusun Pinganamba dan kerukunan dan rasa solidaritas yang ada di Dusun Pringanamba harus tetap terjaga meskipun warga Dusun Pringanamba terbagi bagi dalam Ormas yang berbeda, Tahlilan harus tetap dilaksanakan untuk menjaga kerukunan dan solidaritas diantara warga Dusun Pringanamba. (2) Bagi masyarakat luas perbedaan pandangan Ormas keagamaan jangan dijadikan alasan berkonflik serta mengambil hal positf dari perbedaan pandangan hidup Ormas keagamaan karena perbedaan itu adalah anugerah, tahlilan sebagai ciri khas Islam di Indonesia harus tetap dilestarikan, karena bagian dari budaya religius Indonesia. (3) Bagi Pemerintah, pemerintah harus menjaga kestabilan kondisi sosial keagamaan masyarakatnya terutama yang menyangkut dengan perbedaan faham ormas keagamaan, serta selalu melakukan konsolidasi dan akomodasi terhadap ormas keagamaan yang ada. Pemerintah sebaiknya berupaya mengedukasi masyarakatnya supaya bisa bersikap toleran dan saling menghargai terhadap perbedaan Ormas Keagamaan.Tahlilan adalah salah satu kekayaan budaya religius Bangsa Indonesia harus dilestarikan keberadaanya, karena memiliki nilai positif bagi masyarakat.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pandangan Hidup, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Tahlilan |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology H Social Sciences > HM Sociology H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1 |
Depositing User: | Hapsoro Adi Perpus |
Date Deposited: | 03 Nov 2012 11:36 |
Last Modified: | 03 Nov 2012 11:36 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/16203 |
Actions (login required)
View Item |