Syamsul Bakhri, 3501408028 (2012) Aspek Demokrasi dalam Pemilihan Umum Raya online Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Tahun 2011. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Microsoft Word (Aspek Demokrasi dalam Pemilihan Umum Raya online Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Tahun 2011) - Published Version Download (43kB)

Abstract

Pemilihan umum raya merupakan wujud kecil demokrasi yang ada di lingkungan pendidikan. Penyesuaian dengan demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah hal yang dilakukan dalam penerapan sistem Pemira online. Penggunaan sistem online adalah wujud peningkatan pemanfaatan teknologi dalam mencapai demokrasi yang ideal. Keakuratan data, keefektifan waktu, dan penghematan biaya serta penghematan dalam penggunaan kertas menjadi keunggulan tersendiri. Rencana pemerintah untuk menerapkan sistem e-voting dalam pelaksanaan Pemilu sudah mulai disimulasikan dibeberapa daerah. Implementasi dan persepsi mahasiswa mengenai sistem Pemira online dalam demokrasi kampus dapat dijadikan rujukan pemerintah dalam menerapkan sistem pemilu e-voting agar tujuan sebagai demokrasi yang ideal dapat tercapai, terutama agar tidak terjadi shock culture dalam masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana implementasi demokrasi dalam pemilihan umum raya online Presiden mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun 2011 ? 2) Bagaimana persepsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang terhadap pemilihan umum raya online Presiden mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun 2011 ? Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui implementasi demokrasi dalam pemilihan umum raya online Presiden mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun 2011. 2) Mengetahui persepsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang terhadap pemilihan umum raya online Presiden mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun 2011. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, baik kepada dunia ilmu pengetahuan (teoritis) maupun kepada lembaga kemahasiswaan dalam pengembangan dan pelaksanaan Pemira onlinekedepannya. Selain itu, juga sebagai rujukan pemerintah dalam pengambilan kebijakan penerapan Pemilu e-voting yang sudah mulai di simulasikan serta sebagai khasanah baru dalam pengembangan studi perubahan sosial dan budaya, serta sosiologi politik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari subjek yang diteliti. Sasaran utama dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Teknik pengumpulan data adalah dengan metode recall yaitu mengingat kembali Pemira online 2011 yang sudah berlangsung. Selain itu juga menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangularsi data. Analisis data mencangkup 4 hal yaitu pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Hubberman. Hasil Penelitian ini adalah: 1) Implementasi sistem onlinesecara teknis pelaksanaan sama dengan Pemilu pada umumnya, yang membedakan adalah cara memilihnya yang biasanya mencoblos atau mencontreng menjadi mengeklik. a) Penerapan sistem Pemira online membutuhkan beberapa komponen pendukung sebagai penunjang keberhasilan sistem yaitu ketersediaan jaringan internet, komputer atau laptop dan panitia penyeleggara Pemira. b) Sistem pemira online membutuhkan databasesebagai penyimpanan data Pemira, data pemilih tetap (DPT) dan kertassuara online tersimpan dalam database. c) Dengan langsung terpusat pada satu database maka pengolahan data hasil pemilihan dapat dilakukan secara cepat dan hasil pemira online dapat langsung diperoleh.2) Persepsi mahasiswa mengenai Pemira online ada yang mendukung penuh, tidak mendukung dan ada yang mendukung akan tetapi masih mengeluhkan beberapa kendala dalam pelaksanaannya. a) Persepsi yang lainnya adalah hilangnya aspek sosial yaitu dengan tidak adanya lagi penghitungan suara yang ramai dengan berbagai interaksi dan konflik yang biasanya terjadi dalam penghitungan suara. Selain itu dalam aspek budaya ada anggapan tidak ada bedanya memilih atau tidak memilih presiden mahasiswa karena tidak ada imbasnya atau keuntungan yang dapat dirasakan bagi mahasiswa.b) Terjadinya perubahan sosial dan budaya dalam Pemira disebabkan oleh penemuan baru. Faktor pendorong terjadinya perubahan adalah penemuan baru dalam bidang teknologi, yaitu sistem online dalam Pemira.c) Dampak dari perubahan sosial dan budaya yang terjadi dalam Pemira online adalah hilangnya budaya mencoblos dan mencontreng, hilangnya interaksi sosial dalam penghitungan suara, memudarnya identifikasi in-group dan out-group, dan berkurangnya potensi konflik dalam Pemira. Selain itu, dalam Pemira online juga terjadi hiperrealitas. Saran yang di berikan oleh penulis yaitu sebagai berikut: 1) Pemilih dalam hal ini mahasiswa harus memiliki tingkat keperdulian yang tinggi terhadap pemilihan umum raya presiden mahasiswa karena presiden mahasiswa yang nantinya akan menjadi penyalur aspirasi dari seluruh mahasiswa. 2) Calon presiden mahasiswa lebih kreatif dan aktif dalam mengkampanyekan visi dan misinya 3) Komisi Pemilihan Umum mahasiswa melakukan peningkatan aktifitas sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga adanya interaksi yang intensif dan esensi pesta demokrasi dapat terwujud. 4) Bagi lembaga kemahasiswaan hendaknya merubah pelaksanaan Pemira agar tidak mendekati hari tenang dan penarikan KKN. Selain itu, ada jeda waktu minimal 3 bulan antara pembentukan penyelenggara pemira dengan pelaksanaan pemira. 5) Perlunya penelitian lanjut untuk pengembangan sistem pemungutan suara dalam Pemira online yaitu presensi dengan pengenalan wajah yang memanfaatkan kamera video. 6) Pelaksanaan dan Pengembangan Pemira online harus memperhatikan aspek sosial dan budaya.

Actions (login required)

View Item