Fariz Setyawan, 4101407082 (2011) Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Student Worksheet Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pokok Segitiga Peserta Didik Kelas VII. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Microsoft Word (Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Student Worksheet Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pokok Segitiga Peserta Didik Kelas VII) - Published Version Download (108kB)

Abstract

Model pembelajaran PBL adalah suatu proses menemukan kombinasi dari aturan-aturan yang telah dipelajari sebelumnya yang digunakan untuk memecahkan masalah. Agar proses pemecahan masalah dapat berjalan lebih baik, maka digunakan student worksheet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok segitiga dengan menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan student worksheet mencapai ketuntasan yang diinginkan yaitu telah memenuhi KKM sebesar ≥ 75%, (2) apakah kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL berbantuan student worksheet lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model pembelajaran ekspositori, (3) apakah ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar peserta didik pada kedua model pembelajaran ditinjau dari tingkat kemampuan peserta didik, (4) apakah ada interaksi antara kedua model pembelajaran dengan tingkat kemampuan peserta didik? Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pengambilan sampel secara random sampling. Sampel dari penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIE dan VIIH SMP N 5 Semarang. Analisis yang digunakan untuk menguji implementasi model pembelajaran PBL berbantuan student worksheet adalah kemampuan pemecahan masalah mencapai KKM dan dengan menggunakan anava dua jalur dianalisis kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen dan kontrol, kemudian dengan pengelompokan berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik menjadi tiga kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Selain itu, keaktifan siswa dilihat berdasarkan hasil observasi. Hasil analisis hipotesis pertama diperoleh thitung = 5,363 > ttabel 1,70 dan = 1,82 > = 1,64. Ini berarti bahwa lebih dari 75% peserta didik dapat mencapai nilai > 75. Hasil analisis hipotesis kedua diperoleh nilai = 19,358 > = 4,03. Ini berarti terdapat perbedaan antara model pembelajaran kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan aktivitas dan rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik didapatkan bahwa kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol. Hasil analisis hipotesis ketiga nilai = 88,999 > = 3,18. Ini berarti ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas control ditinjau dari tingkat kemampuan peserta didik. Bedasarkan uji lanjut menggunakan Uji Scheffe diperoleh perbedaan antara rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelompok bawah. Hasil analisis hipotesis keempat nilai = 3,717 > = 3,18. Ini berarti terdapat interaksi antara model dengan tingkat kemampuan peserta didik. Hasil analisis hipotesis keempat nilai = 4,825 > = 3,18. Ini berarti terdapat interaksi antara model dengan tingkat kemampuan peserta didik.

Actions (login required)

View Item