Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Coprinus atramentarius pada Limbah Padat (Blotong) Pabrik Gula Trangkil Kabupaten Pati


Prima Mardiani, 4450406025 (2011) Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Coprinus atramentarius pada Limbah Padat (Blotong) Pabrik Gula Trangkil Kabupaten Pati. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Coprinus atramentarius pada Limbah Padat (Blotong) Pabrik Gula Trangkil Kabupaten Pati] Microsoft Word (Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Coprinus atramentarius pada Limbah Padat (Blotong) Pabrik Gula Trangkil Kabupaten Pati) - Published Version
Download (32kB)

Abstract

Blotong merupakan limbah organik yang terurai dan menghasilkan banyak zat. Kandungan protein dari nira sekitar 0,5% berat zat padat terlarut, dari kandungan tersebut telah dicoba untuk diekstrasi dan ditemukan kandungan protein blotong sebesar 7,4%. Kandungan protein blotong terdiri dari 91,5 % albumin, 1% globulin, 3% etanol terlarut dan 4% protein terlarut. Blotong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, pupuk organik, dan bahan bakar alternatif dalam bentuk briket blotong padat kering. Komposisi blotong terdiri dari sabut, wax dan fat kasar, protein kasar, gula, total abu, SiO2, CaO, P2O5, dan MgO. Komposisi ini berbeda presentasenya dari satu PG dengan PG lainnya. Adanya zat-zat tersebut pada blotong memungkinkan untuk ditumbuhi jamur. Penelitian dilakukan di Pabrik Gula Trangkil Desa Trangkil Kecamatan Pati Kabupaten Pati, pada bulan Januari 2011 yang bertepatan dengan musim giling pabrik gula. Populasi dalam penelitian ini adalah jamur Coprinus atramentarius yang tumbuh pada blotong limbah Pabrik Gula Trangkil. Sampel dalam penelitian ini adalah 25 individu jamur C. atramentarius yang tumbuh pada limbah blotong Pabrik Gula Trangkil. Sampel ditentukan secara purposive, yaitu individu yang tumbuh secara bersamaan pada saat pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan jamur diawali dari pertumbuhan kancing hingga 10 jam kemudian sampai kancing mekar, selanjutnya pertumbuhan berlanjut dengan tumbuhnya tangkai jamur hingga 16 jam kemudian. Fase pertumbuhan berakhir dengan ditandai terbentuknya tinta hitam di payung selanjutnya jamur mati. Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi jamur tidak selalu vertikal, tapi ada yang tumbuh condong kesamping. Simpulan dari penelitian ini adalah Pertumbuhan jamur Coprinus atramentarius pada blotong relatif singkat. Pertumbuhan dari bentuk kancing hingga mekar kurang lebih 10 jam, pertumbuhan maksimal tercapai kurang lebih 16 jam. Waktu panen ideal adalah sebelum jamur mekar. Jamur masih bisa dipanen sebelum menghasilkan tinta sebelum umur 16 jam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, disarankan untuk untuk diadakan penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan jamur Coprinus atramentarius pada blotong yang telah diketahui umur dari blotong yang tepat pada saat ditumbuhi jamur.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Jamur Coprinus atramentarius, blotong
Subjects: Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Q Science > QK Botany
Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 26 Aug 2012 01:00
Last Modified: 26 Aug 2012 01:00
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/14266

Actions (login required)

View Item View Item