PENGENDALIAN GERUSAN LOKAL DI PILAR DENGAN CHASING PENGAMAN


Hery Prasetyo E, 5150401012 (2006) PENGENDALIAN GERUSAN LOKAL DI PILAR DENGAN CHASING PENGAMAN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of PENGENDALIAN GERUSAN LOKAL DI PILAR DENGAN CHASING PENGAMAN]
Preview
PDF (PENGENDALIAN GERUSAN LOKAL DI PILAR DENGAN CHASING PENGAMAN) - Published Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Peran sungai sebagai penunjang kebutuhan hidup sungguh tidak bisa dipungkiri. Hal ini menyebabkan fungsi sungai sangat strategis sebagai penunjang kebutuhan ekonomi. Akan tetapi masalah sungai dari dahulu sampai sekarang masih hangat dibahas dalam kaitanya dengan keruntuhan jembatan akibat gerusan. Gerusan yang terjadi umumnya diakibatkan oleh terhalangnya aliran oleh pilar itu sendiri. Dalam pengujian gerusan pada pilar jembatan, peneliti mencoba suatu model penanggulangan gerusan yang ada dengan chashing. Pemasangan chasing ini bertujuan untuk mereduksi horse soe vortex yang menuju ke dasar saluran. Adapun alat yang dipergunakan adalah satu set Recirculating Sediment Flum dengan panjang 7 m. Bahan yang digunakan adalah pasir dengan spesifikasi d50 0.39mm, debit aliran 3.64 l/d dengan kecepatan 0.1925m/detik, kecepatan kritis 0.26 m/detik, tipe aliran adalah turbulen dan regime aliran sub kritis. Model pengendalian gerusan berupa pipa PVC ukuran 32.95 mm pada pilar, dan 65 mm. Kondisi aliran seragam permanen. Tinggi muka air yang digunakan 90 mm, dengan dipasang pintu di ujung flum, untuk mengatur tinggi rendahnya muka air. Pada tiap variasi ketinggian chasing dilakukan 1 kali uji. Pada tiap watu 1 menit selama 10 menit dilakukan pengamatan kedalaman gerusan. Dilanjutkan 5 menit selama 15 menit, 5 menit selama 30 menit, 10 menit selama 30 menit dan sisa waktu yang ada diamati tiap 15 menit hingga tercapai keseimbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya chasing pada pilar, terjadi gerusan maksimal di posisi samping pilar. Hal ini disebabkan karena intensitas aliran di sebelah pilar sangat tinggi akibat penyempitan penampang aliran dan pengaruh horse shoe vortek. Gerusan maksimal yang terjadi pada posisi samping chasing dengan kedalaman 20 mm, pada penempatan chasing 4/9h. Gerusan yang terjadi meningkat seiring peningkatan ketinggian pemasangan chasing. Sedangkan saat pengujian dengan ketinggian chasing 0 cm terhadap dasar saluran hanya terjadi gerusan sedalam 5mm pada posisi belakang pilar. Dari hal ini menunjukkan bahwa pilar dengan pemasangan chasing 1/9 hingga 4/9, terjadi gerusan yang cukup besar yaitu : pada pilar dengan chasing ketinggian 4/9h kedalaman gerusan mencapai 20 mm, pada pilar dengan pemasangan ketinggian chasing 1/3 kedalaman gerusan 15 mm, kemudian pada chasing dengan ketinggian 2/9h terjadi gerusan 13 mm, dan pada ketinggian chasing 1/9h terdapat gerusan sebesar 11 mm. Sedangkan pada pilar dengan ketinggian chasing 0 cm tidak terjadi gerusan di depan, melainkan pemindahan gerusan dari samping pilar ke belakang pilar.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Subjects: T Technology > TH Building construction
Fakultas: Fakultas Teknik > Pendidikan Teknik Bangunan, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 13 Apr 2011 03:01
Last Modified: 25 Apr 2015 04:23
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/1383

Actions (login required)

View Item View Item