Analisis Sebaran Shelter Trans Semarang Untuk Pengembangan Moda Transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Di Kota Semarang (Studi Kasus Trans Semarang Koridor I)


Sindhung Wardana, 3250407013 (2011) Analisis Sebaran Shelter Trans Semarang Untuk Pengembangan Moda Transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Di Kota Semarang (Studi Kasus Trans Semarang Koridor I). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Analisis Sebaran Shelter Trans Semarang Untuk Pengembangan Moda Transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Di Kota Semarang (Studi Kasus Trans Semarang Koridor I)] Microsoft Word (Analisis Sebaran Shelter Trans Semarang Untuk Pengembangan Moda Transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Di Kota Semarang (Studi Kasus Trans Semarang Koridor I)) - Published Version
Download (32kB)

Abstract

Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa dan angkutan yang cukup serta memadai. Di berbagai kota besar di Indonesia, dewasa ini mulai dikembangkan sebuah sistem transportasi massa yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan transportasi yang kini terjadi, yaitu bus rapid transit (BRT) yang sering pula disebut sebagai busway. Perkembangan moda transportasi ini di Kota Semarang pada kenyataannya tidak begitu menggembirakan, tercatat bahwa pengguna Trans Semarang masih fluktuatif . Pada bulan Oktober 2010 hingga bulan Agustus 2011 rata – rata hanya sebesar 127.980 jiwa per bulannya, sedang jumlah tersebut hanya mengalami peningkatan sebanyak 13,35% (16.444 jiwa) dari bulan Oktober 2010 hingga bulan Agustus 2011. Permasalahan yang dikaji adalah: (1) Bagaimana pola persebaran spasial shelter Trans Semarang? (2) Bagaimana tingkat kesesuaian lokasi shelter terhadap titik tarikan dan bangkitan? (3)Bagaimana kriteria penempatan lokasi shelter yang ideal? Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan tujuan penelitian ini adalah: (1) Melakukan pemetaan pola sebaran spasial lokasi shelter Trans Semarang. (2) Mengevaluasi tingkat kesesuaian lokasi shelter Trans Semarang dalam kaitannya dengan kondisi geografis yang dimiliki. (3) Mengetahui penempatan lokasi shelter yang ideal. Penelitian ini mengambil Kota Semarang sebagai lokasi penelitian. Populasi penelitian adalah seluruh shelter Trans Semarang yang terdaftar dalam data DISHUBKOMINFO Kota Semarang (43 Shelter) dan menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, observasi dan survey lapangan, untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif persentase setelah dilakukan pengolahan data dengan teknologi sistem informasi geografis (SIG). Sistematika penelitian yang digunakan adalah dengan memberikan pembobotan atau pengharkatan pada masing – masing shelter dengan berdasar pada teori perencanaan angkutan perkotaan yang mengkajinya dari empat sudut pandang, yakni: a) Ramalan tata guna lahan (proyeksi tingkat efektifitas), b) pemilihan moda (modal split), c) Pendataan (populasi), d) Pembangkit perjalanan (trip generation) dan Distribusi perjalanan (trip distribution). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran shelter Trans Semarang Koridor I sebagian besar berada pada wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang sedang hingga sangat padat. Sedangkan tingkat kesesuaian shelter terhadap titik – titik tarikan dan bangkitan yang diteliti sebesar 41,8604% (18 shelter) yang berarti tingkat validitas yang ditetapkan (50%) tidak tercapai, sehingga penelitian ini tidak menghasilkan temuan sesuai yang dihipotesiskan. Dari temuan tersebut dapat dinyatakan bahwa Kriteria penempatan shelter yang ideal berdasarkan hasil penelitian antara lain: a) shelter berada pada wilayah padat penduduk, b) shelter berada pada wilayah yang dekat dengan pusat kegiatan masyarakat, c) shelter berada pada wilayah padat pemukiman, d) shelter berada pada wilayah dengan tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi, e) shelter berada pada wilayah yang memiliki kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang sesuai dengan target penggunanya. Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah (1) Pemerintah sebagai pihak yang memiliki tugas, fungsi, dan wewenang sebagai pengambil kebijakan, memberi porsi perhatian khusus dalam konteks pembangunan sarana transportasi publik, yakni mengenai pembangunan sarana prasarana yang kontinyu dan penerapan peraturan yang konsisten. (2) Masyarakat hendaknya merespon kebijakan ini dengan mengoptimalkan penggunaan sarana transportasi umum ketimbang moda transportasi pribadi demi terciptanya kondisi transportasi yang lebih baik dimasa mendatang. (3) Dirasa sangat penting bagi para akademisi untuk menyikapi hasil penelitian ini dengan penelitian lanjutan, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih obyektif tentang tema penelitian terkait.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Shelter Trans Semarang, Pengembangan, Moda Transportasi, Bus Rapid Transit (BRT)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 20 Jul 2012 02:47
Last Modified: 20 Jul 2012 02:47
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/13670

Actions (login required)

View Item View Item