Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Leptospirosis (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang tahun 2010)


Taufik Ari Pambudi, 6450406607 (2011) Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Leptospirosis (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang tahun 2010). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Leptospirosis (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang tahun 2010) ] Microsoft Word (Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Leptospirosis (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang tahun 2010) ) - Published Version
Download (34kB)

Abstract

Angka kematian leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi, mencapai 2,5% -16,4% (rata-rata 7,1%). Pada usia di atas 50 tahun kematian bisa mencapai 55%. Di Jawa Tengah, penyakit leptospirosis (Weil’s disease) menyebabkan kematian penduduk di beberapa kabupaten atau kota, seperti di Semarang, Demak, Purworejo, dan Klaten. Penderita leptospirosis di Kabupaten Semarang pada tahun 2008 berjumlah 151 kasus. Peningkatan kasus terjadi pada tahun 2009 yaitu 173 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dari bulan Januari sampai Desember 2010, jumlah kasus terbayak berada di Puskesmas Kedungmundu, yaitu, 123 kasus. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit leptospirosis di Puskesmas Kedungmundu. Variabel bebas meliputi kebersihan diri, riwayat adanya luka di tubuh manusia, riwayat adanya kontak dengan air kotor/banjir atau aktifitas air, keberadaan tikus di dalam rumah, kebersihan rumah, pengetahuan, keberadaan hewan peliharaan, kondisi selokan, kebiasaan menutup makanan, dan variabel terikatnya yaitu kejadian leptospirosis. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Puskesmas Kedungmundu tahun 2010. Sampel berjumlah 46 orang yang terdiri dari 23 sampel kasus dan 23 sampel kontrol. Instrumen yang digunakan adalah angket. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan α =0,5 dan menghitung nilai OR dan Confidence Interval (CI) sebesar 95 %. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis adalah pekerjaan (p value = 0,040), kebersihan diri (p value = 0,036), riwayat adanya luka (p value=0,007), keberadaan tikus (p value=0,036), riwayat kontak dengan air kotor (p value=0,036), kebersihan rumah, (p value=0,036). Sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian leptospirosis diantaranya pengetahuan (p value =0,760), keberadaaan hewan piliharaan ( p value =0,767), kondisi selokan (p value =0,359), dan kebiasaan menutup makanan (p value =0,536). Saran yang diberikan kepada Puskesmas Kedungmundu yaitu diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya mengenai penyakit leptospirosis misalnya melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam serta pelaporan kasus yang lebih akurat sehingga instansi terkait dapat pencegahan dan pemberantasan secara efektif.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Leptospirosis
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
R Medicine > RZ Other systems of medicine
Fakultas: Fakultas Ilmu Keolahragaan > Kesehatan Masyarakat, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 16 Jul 2012 10:38
Last Modified: 16 Jul 2012 10:38
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/13487

Actions (login required)

View Item View Item