Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan NHT (Numbered Heads Together) dengan Pemanfaatan LKS Dan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP N 2 Pemalang pada Materi Pokok Segitiga


Herani Tri Lestiana, 4101406044 (2010) Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan NHT (Numbered Heads Together) dengan Pemanfaatan LKS Dan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP N 2 Pemalang pada Materi Pokok Segitiga. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan NHT (Numbered Heads Together) dengan Pemanfaatan LKS Dan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP N 2 Pemalang pada Materi Pokok Segitiga] Microsoft Word (Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dan NHT (Numbered Heads Together) dengan Pemanfaatan LKS Dan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP N 2 Pemalang pada Materi Pokok Segitiga) - Published Version
Download (55kB)

Abstract

Tujuan pembelajaran matematika adalah meningkatkan cara berpikir dan bernalar, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Tetapi kenyataannya siswa masih kesulitan untuk memenuhi ketiga aspek di atas, terutama aspek pemecahan masalah. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, yaitu model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dan NHT. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang dikenai pembelajaran dengan model kooperatif tipe Co-op Co-op dan NHT dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga dapat mencapai ketuntasan belajar pada materi pokok segitiga?, (2) apakah ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok segitiga antara siswa yang dikenai pembelajaran dengan model kooperatif tipe Co-op Co-op, siswa yang dikenai pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT, dan siswa yang dikenai model pembelajaran CTL, (3) manakah rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah materi pokok segitiga yang lebih baik antara siswa yang dikenai pembelajaran dengan model kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga, siswa yang dikenai pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga, dan siswa yang dikenai model pembelajaran CTL dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga? Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP N 2 Pemalang. Dengan teknik random sampling diperoleh tiga kelas sampel yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen 1 yang akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op, kelas VII C sebagai kelas eksperimen 2 yang akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan kelas VII D sebagai kelas kontrol yang akan diterapkan model pembelajaran CTL, yang masing-masing kelas berbantuan LKS dan alat peraga. Rata-rata tes kemampuaan memecahkan masalah kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berturut-turut adalah 77,13, 81,34, dan 72,03. Dari hasil perhitungan uji t antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh thitung berturut-turut 6,737 dan 10,616 dengan = 1,697. Nilai thitung > sehingga ditolak. Jadi rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya, hasil perhitungan uji anava dan uji lanjut scheffe menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Hasil analisis uji perbedaan dua rata-rata diperoleh nilai thitung antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol adalah 2,825 dan 5,372, dan thitung kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 = -2,283. Nilai = 2,00. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 lebih baik dari kelas kontrol, tetapi rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 1 lebih rendah dari kelas eksperimen 2. Persentase ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berturut-turut adalah 90,32%, 93,75%, dan 77,42%. Persentase ketuntasan belajar kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 lebih dari 85% dan lebih baik dari persentase ketuntasan belajar klasikal kelas kontrol. Persentase aktivitas siswa tiap pertemuan pada kelas eksperimen 1 berturut-turut 76,92%, 80,77%, dan 82,69%, pada kelas eksperimen 2 berturut-turut 78,85%, 82,69%, dan 84,62%, dan pada kelas kontrol berturut-turut 63,46%, 71,15%, dan 78,85%. Kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dapat mencapai ketuntasan belajar, kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 lebih baik dari kelas kontrol, persentase ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 lebih dari 85% dan lebih baik dari persentase ketuntasan belajar siswa kelas kontrol, serta aktivitas siswa kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 lebih baik dari aktivitas siswa kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dan NHT dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga efektif jika diterapkan dalam pembelajaran.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Model pembelajaran kooperatif Co-op Co-op, NHT, CTL, LKS, alat peraga, kemampuan pemecahan masalah matematika
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
Q Science > QA Mathematics
Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Pendidikan Matematika, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 06 Jul 2012 22:02
Last Modified: 06 Jul 2012 22:02
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/13123

Actions (login required)

View Item View Item