Tradisi Dandangan Di Kota Kudus


Ikha Noor Khasanah, 2102406694 (2011) Tradisi Dandangan Di Kota Kudus. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Tradisi Dandangan Di Kota Kudus] Microsoft Word (Tradisi Dandangan Di Kota Kudus) - Published Version
Download (27kB)

Abstract

Tradisi Dandangan di Kota Kudus masih dilestarikan dan dilaksanakan setiap tahunnya untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Dandangan berasal dari kata Ndang, yang diperoleh dari bunyi/suara Bedhug yang ditabuh, sehingga mengeluarkan bunyi Ndang-Ndang (ayo) yang di dengar oleh semua masyarakat Kudus maupun diluar Kudus untuk datang dan berbondong-bondong berkumpul di Masjid Menara guna menerima penjelasan dari Sunan Kudus dalam rangka menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Hal inilah yang menjadikan peluang diadakannya penelitian tradisi dandangan. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana Bentuk Tradisi Dandangan Di Kota Kudus? Apa makna simbolik yang terdapat dalam Tradisi Dandangan Di Kota Kudus? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk Mengungkap bentuk tradisi Dandangan Di Kota Kudus, Makna simbolik yang terdapat dalam Tradisi Dandangan Di Kota Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan folklor dengan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh secara langsung mengikuti prosesi upacara tradisi Dandangan sehingga dapat diperoleh data yang valid sesuai dengan apa yang dilihat dan dirasakan. Data-data tersebut didapatkan dari lokasi penelitian di Makam Sunan Kudus (Menara Kudus) yang terletak di Desa Kauman Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dan Sumber data di peroleh melalui wawancara dengan beberapa informan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik pilah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk tradisi dandangan ada 3 tradisi, yaitu: tradisi nyekar, tradisi menabuh bedhug, dan tradisi arak-arakan (kirab). Makna simbol dalam tradisi dandangan ada 10 simbol, yaitu: bedhug, barongan, memakai pakaian putih ala sunan kudus, memakai pakaian putih ala santri sunan kudus, galungan air suci, galungan makanan, jadah pasar, bunga telon, dan kemenyan. Hendaknya tradisi Dandangan dan tradisi-tradisi yang lain yang ada di Kabupaten Kudus tetap dapat berkembang, dilestarikan keberadaannya, dan diturunkan kepada generasi penerus karena tradisi merupakan ciri khas budaya daerah setempat. Pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tradisi dandangan. Sebuah kelurahan yang mempunyai tingkat kebudayaan tinggi dan telah diakui oleh masyarakat luas, seperti tradisi dandangan di Menara Kudus hendaknya didokumentasikan secara lengkap oleh pemerintah kelurahan atau kota, sehingga dapat menjadi sumber yang dapat dipercaya. Dengan adanya tradisi dandangan, hendaknya dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan dan memutuskan kebijakan pemerintah dibidang kepariwisataan dan perekonomian masyarakat.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: bentuk tradisi dandangan, makna simbol
Subjects: P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Pendidikan Bahasa dan Sastra
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1)
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 04 Jul 2012 02:34
Last Modified: 04 Jul 2012 02:34
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/12925

Actions (login required)

View Item View Item