Struktur Mantra dalam Pertunjukan Seni Kuda Lumping di Kabupaten Batang


Danik Ratnawati, 2102406046 (2011) Struktur Mantra dalam Pertunjukan Seni Kuda Lumping di Kabupaten Batang. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Struktur Mantra dalam Pertunjukan Seni Kuda Lumping di Kabupaten Batang] Microsoft Word (Struktur Mantra dalam Pertunjukan Seni Kuda Lumping di Kabupaten Batang) - Published Version
Download (26kB)

Abstract

Mantra adalah kata-kata atau kalimat yang memiliki kekuatan gaib. Masyarakat di kabupaten Batang percaya bahwa dalam pertunjukan seni kuda lumping kabupaten Batang terdapat mantra-mantra yang mendukung pementasan tersebut, akan tetapi masyarakat tidak tahu bentuk mantra yang diucapkan oleh pawang. Mantra dalam karya sastra termasuk puisi, dan puisi itu tersusun atas struktur, maka skripsi ini mengkaji struktur mantra dalam pertunjukan seni kuda lumping di kabupaten Batang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur mantra dalam pertunjukan seni kuda lumping di kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif yang menekankan pada teks mantra kuda lumping sebagai objek kajian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teori struktural semiotik model Jan Van Luxemburg. Hasil analisis dipaparkan dalam bentuk analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa struktur mantra dalam pertunjukan seni kuda lumping di kabupaten Batang meliputi sintaksis, susunan tematik, bunyi dan versifikasi, dan pola makna. Struktur sintaksis dalam mantra terdiri dari unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan unsur penutup. Susunan tematik terdiri dari tiga macam,yaitu juru bicara dan pendengar, ruang dan waktu, pengembangan tema. Bunyi dan versifikasi terdiri dari metrum, rima, pesajakan, dan diksi. Puisi mantra tidak terlalu terpancang pada pola persajakan, tetapi lebih kuat pada perulangan kata atau suku kata. Rima yang ditemukan yaitu, rima awal, rima tengah, dan rima akhir. Diksi (pilihan kata atau kosakata) yang digunakan pada mantra dalam pertunjukan seni kuda lumping di Kabupaten Batang, yaitu kosakata dari bahasa Jawa (kosakata ragam netral, ngoko, krama, krama inggil, arkais dan tentang perintah) dan kosakata dari bahasa Arab. Makna pada mantra dalam pertunjukan seni kuda lumping di kabupaten yaitu, 1) dapat memanggil makhluk halus untuk dimintai pertolongan dan mendatangkan kekuatan di bumi (mantra membakar kemenyan), 2) memohon kepada Yang Maha Kuasa (Allah/Tuhan) meminta perlindungan dan membuat semua orang tertarik pada pertunjukan kuda lumping tersebut (mantra tolak bala dan pengurigan), 3) dapat membuat pemain kesurupan (trans) serta dapat mendatangkan penonton dan terpesona melihat pertunjukan tersebut (mantra kuda lumping dan singa barong pentas), dan 4) dapat mengusir dan menyingkirkan makhluk halus yang merasuki pemain serta dapat menyembuhkan pemain yang kesurupan (trans) (mantra menyembuhkan kesurupan). Dari hasil analisis, penelitian ini menghendaki adanya pelestarian mantra tanpa memandang mantra tersebut ilmu hitam, tetapi memandang mantra tersebut sebagai karya sastra karena mantra tersebut peninggalan nenek moyang orang Jawa.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Struktur, Semiotik, dan Mantra Kuda Lumping
Subjects: P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Pendidikan Bahasa dan Sastra
N Fine Arts > NX Arts in general
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1)
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 04 Jul 2012 02:17
Last Modified: 04 Jul 2012 02:17
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/12920

Actions (login required)

View Item View Item