Feny Lestari, 1301407018 (2012) Mengatasi Stres Emosioonal Anak Akibat Perceraian Orang Tua Melalui Konseling Realitas Pada 2 Siswa Kelas IX di SMP N 19 Semarang. Skripsi. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Microsoft Word (Mengatasi Stres Emosioonal Anak Akibat Perceraian Orang Tua Melalui Konseling Realitas Pada 2 Siswa Kelas IX di SMP N 19 Semarang. Skripsi) - Published Version Download (25kB)

Abstract

Lestari, Feny. 2012. Mengatasi Stres Emosioonal Anak Akibat Perceraian Orang Tua Melalui Konseling Realitas Pada 2 Siswa Kelas IX di SMP N 19 Semarang. Skripsi. Jurusan Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: Stres Emosional, Konseling Realitas. Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan yang mengindikasikan adanya sikap dan perilaku yang mengarah pada gejala-gejala stres emosional akibat perceraian orang tua yang dialami oleh dua orang siswa di SMP N 19 Semarang. Dari fenomena tersebut diketahui bahwa siswa yang mengindikasikan adanya masalah stres emosional akibat perceraian orang tua memiliki dampak negatif yang dapat dilihat dari gejala fisik, gejala kognitif, gejala perilaku, dan gejala emosi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stres emosional yang dialami siswa dapat diatasi melalui konseling realitas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian mixed methods dengan concurrent embedded design. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang klien. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan wawancara dan metode kuantitatif dengan observasi berupa rating scale. Sedangkan analisis datanya pada data kualitatif menggunakan analisis isi, logic, komparatif; data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif persentase; dan analisis uji hipotesis menggunakan chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres emosional pada kedua klien dapat diatasi melalui konseling realitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data kualitatif dan kuantitaif yang menunjukan perubahan perilaku yang positif dan penurunan kriteria gejala stres emosional dari yang semula tinggi menjadi rendah. Kedua klien mempunyai motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mengatasi masalahnya dengan mengubah pemikiran, sikap dan perilakunya ke arah yang positif. Gejala stres emosional kedua klien mengalami penurunan pada semua aspek gejalanya yang rata-rata keduanya semula berada pada kriteria tinggi turun menjadi pada kriteria rendah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah stres emosional anak akibat perceraian orang tua dapat diatasi melalui konseling realitas. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis bahwa harga chi kuadrat hitung lebih besar dari chi kuadrat tabel, jadi ha diterima dan h0 di tolak. Saran yang diberikan yaitu untuk guru pembimbing, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan konseling individual terutama dengan pendekatan realitas dan mengoptimalkan pelaksanaannya sesuai kebutuhan siswa. Untuk siswa, diharapkan agar mengoptimalkan peran guru pembimbing dalam mengatasi masalahnya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti stres emosional anak akibat perceraian orang tua dengan subyek yang lebih luas, menggunakan pendekatan konseling dan metode penelitian yang berbeda sehingga dapat mengembangkan ilmu dalam bidang bimbingan dan konseling.

Actions (login required)

View Item