Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi (Apprehensive Communication) Melalui Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Pada Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 7 Semarang
Agus Suprapto, 1301407008 (2012) Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi (Apprehensive Communication) Melalui Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Pada Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 7 Semarang. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Microsoft Word (Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi (Apprehensive Communication) Melalui Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Pada Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 7 Semarang)
- Published Version
Download (25kB) |
Abstract
Suprapto, Agus. 2012. “Mengatasi Kecemasan Berkomunikasi (Apprehensive Communication) Melalui Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Pada Siswa Kelas VIII-C SMP Negeri 7 Semarang”. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I: Prof. Dr. Sugiyo, M. Si dan Pembimbing II: Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons. 154 hal. Kata Kunci: kecemasan berkomunikasi, konseling behavioral, teknik desensitisasi sistematis. Kecemasan berkomunikasi merupakan keadaan yang dialami oleh seseorang dimana ia merasa cemas saat berkomunikasi dengan orang lain. Masalah ini juga terjadi pada siswa SMP N 7 Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis DCM, dari 32 siswa diketahui ada 3 siswa yang mengalami kecemasan berkomunikasi dengan gejala gugup saat berbicara di depan kelas. Dalam penelitian ini akan menggunakan konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan berkomunikasi siswa serta mengetahui apakah konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis dapat mengatasi kecemasan berkomunikasi siswa kelas VIII-C SMP N 7 Semarang. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian eksperimen. Karena peneliti sengaja menggunakan konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi siswa dan peneliti ingin mengetahui bagaimana akibat yang ditimbulkan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa, (1) 6 siswa yang menjadi sampel memiliki rata-rata persentase kecemasan berkomunikasi 71,7% (tinggi) sebelum diberikan perlakuan. (2) Setelah diberi perlakuan, rata-rata persentase kecemasan berkomunikasi turun menjadi 49,3% (rendah). (3) Berdasarkan hasil uji wilcoxon diketahui bahwa Thitung = 0 > Ttabel = 0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik desensitisasi sistematis dapat mengatasi kecemasan berkomunikasi. Berdasar hasil penelitian peneliti memberikan saran a) pihak sekolah hendaknya memperhatikan perilaku siswa yang kurang sesuai, dalam hal ini kecemasan berkomunikasi, sehingga tidak berpengaruh pada kegiatan belajar dan prestasi belajar siswa, b) guru pembimbing hendaknya memotivasi siswa agar mengikuti layanan bimbingan konseling khususnya layanan konseling individu sebagai upaya untuk mencegah kecemasan berkomunikasi, c) siswa lebih pro aktif untuk mengatasi gejala kecemasan berkomunikasi yang dialami dengan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kecemasan berkomunikasi, konseling behavioral, teknik desensitisasi sistematis. |
Subjects: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Bimbingan dan Konseling, S1 L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Bimbingan dan Konseling (S1) |
Depositing User: | Hapsoro Adi Perpus |
Date Deposited: | 15 May 2012 04:32 |
Last Modified: | 15 May 2012 04:32 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/12075 |
Actions (login required)
View Item |