Dewi Larasati , 2102408087 (2012) Bentuk dan Makna Nama-nama Bangunan Pokok di Keraton Kasunanan Surakarta. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Preview

PDF (Bentuk dan Makna Nama-nama Bangunan Pokok di Keraton Kasunanan Surakarta.) - Published Version Download (169kB) | Preview

Abstract

Keraton Kasunanan Surakarta disebut juga Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan simbol peninggalan sejarah pada waktu zaman pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi. Secara harfiah “sura” berarti gagah berani, “karta” berarti tidak rusuh, “hadi” yang berarti besar, dan “rat” berarti dunia. Jadi Surakarta hadiningrat diartikan sebagai “dunia besar yang gagah berani dan makmur”. Menurut kepercayaan Jawa, angka tujuh merupakan angka yang sempurna. Oleh karena itu, Keraton Kasunanan mempunyai tujuh pelataran dan tujuh gerbang. Tujuh pelataran yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta adalah (1) Pamurakan jawi, (2) Pamurakan nglebet, (3) Alun-alun, (4) Sitihinggil, (5) Kamandhungan, (6) Sri Manganti, (7) Pelataran. Tujuh gerbangnya adalah (1) Gladhag, (2) Pamurakan, (3) Kori Wijil, (4) Kori Brajanala, (5) Kori Kamandhungan, (6) Kori Mangu, dan (7) Kori Sri Manganti. Tujuh pelataran dan tujuh gerbang dibangun berdasar paugeraning urip yaitu pusaka, wisma, kukila, turangga, dan garwa. Bentuk nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta bisa berupa satu kata atau lebih. Bentuk nama-nama bangunan pokok tersebut memiliki makna yang berbeda. Tidak semua masyarakat luas mengetahui bentuk dan makna nama-nama bangunan pokok tersebut. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana bentuk nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta?, (2) makna apa yang terkandung dalam nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan makna apa saja yang terdapat dalam nama-nama bangunan di Keraton Kasunanan Surakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan morfosemantik. Pendekatan morfologi digunakan untuk mengetahui bentuk yang terdapat pada nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta, sedangkan pendekatan semantik digunakan untuk mengetahui makna yang terdapat pada nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunan Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dari penelitian ini diperoleh dari nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data lisan dan sumber data tertulis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk nama-nama bangunan pokok di Keraton ditemukan dua bentuk yaitu, (1) bentuk kata yang meliputi kata dasar, kata turunan, dan kata majemuk, (2) bentuk frasa endosentrik yaitu frasa endosentrik atributif. Adapun makna yang ditemukan dalam penelitian nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta meliputi tiga makna yaitu, (1) makna leksikal, (2) makna kultural, (3) makna filosofi. Berdasar temuan tersebut, saran yang diharapkan dari hasil penelitian ini, sebagai salah satu wacana yang berkaitan untuk pengenalan nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta. Selain itu, nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta jangan dilihat secara bentuk bangunannya saja, akan tetapi harus mengetahui makna filosofi yang terkandung dalam nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta. Pada penelitian bentuk dan makna nama-nama bangunan pokok di Keraton Kasunanan Surakarta merupakan penelitian awal, sehingga ada peluang untuk melakukan penelitian dengan kajian yang berbeda.

Actions (login required)

View Item